Powered By Blogger

Sabtu, 11 Januari 2014

Makalah Rickettsia

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Pemerintahpun telah mencanangkan program Indonesia sehat, demi meningkakan kualitas dan mutu kesehatan di Indonesia. Namun masih saja banyak kendala seperti penyakit yang menyerang masyarakat, terutama masyarakat daerah kumuh dan miskin. Banyak upaya dan cara dilakukan
untuk meberantasnya, baik dalam segi pencegahan maupun pengobatan. Tetapi, tetap saja masih banyak terjadi kasus penyakit yang merugikan masyarakat hingga menyebabkan kematian. Salah satunya penyakit rickettsia atau tyhpus yang sering menyerang masyarakat yang kurang menjaga kebersihan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, cara penularan, jenis & gejala serta cara pencegahan dan pengobatan penyakit rickettsia itu sendiri.






1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Rickettsia
Ricketsia adalah genus organisme non-motile, gram negatif, tidak memiliki bentuk spora, termasuk bakteri pleomorfik yang dapat berbentuk coccus (diameter 0,1 µm), maupun batang (1-4 µm). Merupakan parasit obligat intraseluler. Rickettsia akan masuk, tumbuh dan melakukan replikasi di dalam sitoplasma sel host eukariot (sel endhotel). Karena itu, Rickettsia tidak dapat hidup pada lingkungan tiruan yang tidak baik. Tetapi dapat tumbuh juga pada jaringan atau lingkungan embrio (biasanya menggunakan embrio ayam). Sebelumnya, Rickettsia dimasukkan pada organisme diantara virus dan bakteri asli. Sebagian besar Rickettsia peka terhadap antibiotik golongan tetrasiklin.
Spesies Rickettsia dibawa oleh beberapa jenis parasit seperti kutu dan dapat menyebabkan penyakit seperti thypus, rickettsialpox, Boutonneuse fever dan Rocky Mountain spotted fever pada tubuh manusia. Bakteri ini juga dihubungkan dengan beberapa penyakit pada tanaman. Seperti virus, bakteri ini juga dapat hidup pada sel yang hidup. Nama Rickettsia sering digunakan untuk banyak jenis dari ordo Rickettsiales. Rickettsia lebih dapat dimasukkan dalam keluarga bakteri karena Rickettsia mempunyai organella mitokondria yang tetap ada pada sebagian besar sel eukariot.
Metode untuk menumbuhkan Rickettsia pada embrio ayam ditemukan oleh Ernest William Goodpasture dan universitas Vanderbilt pada awal tahun 1930. Segmen tertentu dari genom Rickettsia menyerupai mitokondria. Genom dari Rickettsia prowazekii adalah 1,111,523 bp panjang dan berisi 834 protein-kode gen. Genus Rickettsia sendiri dinamai menurut Howard Taylor Ricketts (1871-1910) yang bekerja dan mati disebabkan penyakit thypus.

2
B.  Cara Penularan
Penularan penyakit rickettsia terjadi pada waktu arthropoda menghisap darah mamalia yang telah terkena infeksi. Selain itu dapat juga terjadi penularan dari arthropoda ke arthropoda lewat jalur yang telah terinfeksi (transovarium).

C.  Jenis – Jenis Rickettsia
·      Rickettsia prowazekii
Rickettsia prowazekii adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan ditularkan ke manusia melalui arthropoda. Rickettsia jenis ini merupakan suatu gram negatif, serta merupakan bakteri aerob. Rickettsia prowazekii bukan termasuk virus, melainkan tergolong bakteri, karena Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang sama dengan bakteri, antara lain :
ü  mengandung asam nukleat yang terdiri dari RNA dan DNA
ü  berkembang biak dengan pembelahan biner
ü  dinding sel mengandung mukopeptida
ü  mempunyai ribosom
ü  mempunyai enzim yang aktif pada metabolism
ü  dihambat obat-obat antibakteri, dan
ü  dapat membentuk ATP sebagai sumber energi.
Rickettsia jenis ini berbentuk pleomorfik karena dapat tampak sebagai bentuk batang ataupun coccus, merupakan bakteri anaerob yang berukuran 1 – 0,3 mikron. Dinding selnya terdiri dari peptidoglikan yang mengandung muramat, merupakan parasit intraseluler obligat. Bakteri ini dapat tunggal, berpasangan, membentuk rantai pendek, atau filamen. Bila diwarnai, bakteri ini dengan mudah dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya. Dengan pewarnaan Giemsa, bakteri ini tampak biru, dengan pewarnaan Machiavello, bakteri ini tampak merah, dan kontras dengan sitoplasma berwarna biru yang mengelilingi bakteri ini.

3
Rickettsia prowazekii sering dikelilingi oleh suatu lapisan microcapsular dan lumpur lapisan. Siklus hidup bakteri ini kadang-kadang melibatkan hewan bertulang belakang dan suatu hewan bertulang punggung tuan rumah (host). Tetapi pada umumnya melibatkan suatu hewan tak bertulang belakang. Suatu Rickettsia prowazekii yang terkandung di dalam tinja hewan tak bertulang belakang tinggal secara infektif selama berbulan-bulan. Henrique da Rocha Lima, seorang doktor brazilian menemukan bakteri ini pada tahun 1916. Vaksin untuk melawan Rickettsia prowazekii mulai dikembangkan tahun 1940an,dan sangat efektif pada penyakit thypus.
Rickettsia prowazekii ini dapat menyebabkan suatu infeksi / peradangan tersembunyi, yang dapat aktif kembali setelah sekitar 1 dekade. Rickettsia jenis ini dapat menyebabkan penyakit Thypus epidemik yang dapat menyebabkan kematian dan biasanya terjadi pada seseorang yang pernah terjangkit thypus. Penyakit ini ditandai dengan gejala klinis,antara lain demam, sakit kepala, lemah, lesu, kelainan di kulit, dan pembesaran limpa serta hati. Penyakit thypus ini dapat diobati dengan pemberian obat tetrasiklin dan kloramfenikol. Selain itu juga diberikan antibiotik untuk menekan pertumbuhan bakteri tersebut. Pencegahan ini dilakukan dengan pemutusan rantai infeksi, imunisasi, dan menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
·      Rickettsia Typhi
Rickettsia typhi adalah penyebab dari typhus endemik. Infeksi ini menyebabkan sakit kepala, demam, rasa menggigil (kedinginan) dan dapat menyebabkan penyakit multisistem, termasuk infeksi pada liver, ginjal, dan jantung. Efek patologis lainnya yang ditimbulkan Rickettsia typhi ialah meningoencephalitis, kudis, pneumonia yang menyebabkan sindrom gangguan pernapasan pada beberapa penderita, perluasan luka vaskuler, dan kematian yang jumlahnya kira-kira 1% dari kasus yang terjadi. Typhus endemik lebih lazim terjadi di wilayah kota atau daerah padat penduduk.

4
Selain itu, Meskipun typhus dapat ditemukan secara luas di seluruh dunia, namun penyakit ini lebih sering terjadi di daerah pantai yang suhunya hangat. Penyakit typhus biasanya dijumpai di daerah dengan kondisi kesehwatan lingkungan yang buruk. Typhus endemik (murine typhus) sendiri kurang berbahaya jika dibandingkan dengan typhus yang disebabkan oleh R. prowazekii.
·      Rickettsia tsutsugamushi
Ditularkan oleh larva tungau yang terdapat dalam tubuh Trombicula akamushi, Trombicula deliensis dan Trombicula scutellans, dengan masa inkubasi 6 – 21 hari. Rickettsia tsutsugamushi ini masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan Trombicula sp. Rickettsia tsutsugamushi ini dapat menyebabkan penyakit scrub thypus.

D.  Gejala – Gejala Rickettsia
            Penyakit yang ditimbulkan oleh Rickettsia prowazekii adalah thypus epidemik, dengan gambaran klinik yaitu demam, sakit kepala, lemah, lesu, kelainan di kulit, dan pembesaran limpa serta hati. Pada thypus jenis ini terjadi infeksi sistemik yang berat disertai perasaan amat lemah dan demam selama 2 minggu. Pada penderita usia diatas 40 tahun penyakit akan berakibat lebih parah dan fatal.
Sedangkan Rickettsia  typhi adalah thypus endemic yang ditularkan oleh kutu dengan gejala yang sama dengan rickettsia prowezekii, akan tetapi rickettsia typhi adalah thypus yang muncul kembali setelah bertahun – tahun sembuh.

E.   Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan memutuskan rantai infeksi, menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri, dan imunisasi.
» Pemutusan rantai infeksi
Rantai infeksi dapat diputus dengan membasmi kutu dengan menggunakan insektisida.

5
» Menjaga Kebersihan
Menjaga kebersihan baik dari lingkungan maupun diri sendiri, misalnya jangan membiarkan banyak pakaian kotor yang tergantung di kamar karena dapat ijadikan sarang kutu, lalu menggunakan obat gosok untuk mencegah gigitan arthopoda
     » Imunisasi
Imunisasi aktif dilakukan dengan menyuntikkan antigen yang dibuat darikantong kuning telur embrio ayam yang terinfeksi/ dari biakan sel yang diolah dengan formalin.

F.   Pengobatan
Pengobatan yang diberikan pada penyakit thypus epidemik adalah dengan pemberian tetrasiklin dan kloramfenikol, kedua obat tersebut merupakan obat yang efektif bila diberikan secara dini. Obat ini diberikan melalui mulut setiap hari, diteruskan selama 3-4 hari setelah suhu normal. Pada penderita berat, dosis permulaan dapat diberikan secara intra vena. Pemberian antibiotik dapat menekan pertumbuhan bakteri tersebut. Penyembuhan tergantung pada mekanisme kekebalan penderita yang pada umumnya memerlukan waktu 2 minggu untuk dapat mencapai suatu tingkat yang mampu menekan Rickettsia prowazekii tersebut.
Dan Penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia typhi didiagnosis lewat tes darah. Antibiotik yang dibuat bertujuan untuk dapat memasuki sel inang dan membantu mengurangi efek Rickettsia typhi. Beberapa pengobatan / obat yang telah dibuat adalah doxycycline, tetracycline dan chloramphenicol.



6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Rickettsia atau tifus adalah penyakit yang sangat familiyar dimasyarakat yang disebabkan oleh bakteri familia Rickettsiae yaitu rickettsia prowezekii, rickettsia typhi, rickettsia tsutsugamushi. Akan tetapi penyakit tifus yang di sebabkan oleh rickettsia prowezekii lebih berbahaya dibandingkan dengan penyakit tifus yg disebabkan oleh rickettsia lain. Rickettsia dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, pemutusan rantai infeksi dan menjaga kebersihan tubuh maupun lingkungan.

       


7
DAFTAR PUSTAKA






















8

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar